Sabtu, 02 Juni 2012

QADAR ALLAH MENGANDUNG BANYAK HIKMAH


QADAR ALLAH MENGANDUNG BANYAK HIKMAH


Bahwasanya manusia yang kenal Allah Swt ialah yang dapat mengetahui segala sesuatu, apakah suka ataukah duka, apakah sejalan dengan kehendak manusia atau tidak. Keadaannya berarti sudah dapat meringankan perasaannya sebagai manusia pada hal-hal yang tidak sejalan dengan kemanusiaannya dan kehendaknya. Maka bagaimanakah halnya apabila manusia itu tidak sampai perhatiannya kepada hikmah-hikmah yang terkandung dalam ketentuan-ketentuan Allah Swt. Misalnya hikmah-hikmah yang terkandung dalam cobaan-cobaan yang diturunkan Allah Swt. Maka, tentu saja tidak ada artinya mengenal Allah bahwasanya Dia Yang Maha Menentukan apabila kita tidak dapat mengambil hikmah-hikmah daripada ketentuan-ketentuan-Nya ini. Manusia yang tidak dapat menjangkau hikmah-hikmah yang terkandung di dalam cobaan-cobaan atau bala-bala yang ditakdirkan Allah atasnya, berarti tidak sempurna
tinjauannya, penilikannya, bahkan akalnya. Untuk itulah, maka Ibnu Athaillah
Askandary r.a telah merumuskan hal keadaan ini dalam Kalam Hikmahnya yang
ke-105 sebagai berikut :

"Barangsiapa yang menyangka lemah lembutnya Allah lekang dari qadar, maka itu adalah karena pendek penglihatan (akal dan hati)nya."

Kalam Hikmah ini kejelasannya adalah sebagai berikut :

I.     Apabila Allah Swt mendatangkan cobaan-Nya atau bala-Nya kepada manusia, maka apabila manusia itu tidak melihat dalam hatinya dan tidak memikirkan dengan akalnya ada hikmah-hikmah Allah yang terkandung dalam ketentuan-ketentuan-Nya, itu menunjukkan bahwa akal manusia itu pendek dan penglihatan hatinya tidak jauh. Ini disebabkan karena keimanannya belum begitu mantap, keyakinannya itu masih lemah dan belum begitu kuat, apalagi mengenal Allah Swt. Sebab apabila manusia itu sudah benar-benar kenal kepada Allah Swt yang tiada seumpama dengan sesuatu pun dan kenal pula kepada sifat-sifat-Nya Sang Maha Agung, pasti manusia itu akan melihat bahwa di dalam cobaan dan bala yang ditakdirkan Allah atasnya adalah mengandung
hikmah-hikmah yang baik. Sebab itulah, maka manusia yang demikian merasa senang dan bahagia merasakan hikmah-hikmah tersebut, karena cobaan dan bala yang ditentukan Allah Swt kepada mereka berarti menambah kedekatan mereka kepada-Nya.

II.     Ketahuilah bahwa hikmah-hikmah yang terkandung di dalam cobaan dan bala
itu sangatlah banyak. Di antaranya dapat kita ketahui sebagai berikut :

1. Dengan sebab bala dan cobaan, berarti manusia itu bisa mengambil hikmahnya untuk menambahkan lagi penumpuan dan penghadapan (hati)nya kepada Allah Swt. Sebab, bala dan cobaan adalah bertentangan dengan kehendak manusia, keinginannya (hawa nafsu -pen.) dan syahwatnya. Kita melihat bahwa tidak ada manusia yang mau sakit, tidak ada manusia yang mau miskin, tidak ada manusia yang mau rugi, dan lain sebagainya. Tetapi jika yang demikian itu menimpa manusia, maka tentu saja tidak sejalan dengan nafsu manusia. Berarti hawa nafsu menjadi terdesak, hawa nafsu
menjadi tidak senang dan ingin menjauh dari cobaan dan bala itu. Sebenarnya, itu berarti sudah terbuka pintu baginya untuk masuk ke gedung rahmat Allah, untuk masuk ke tempat manusia-manusia yang baik berhubungan langsung dengan-Nya (kalau manusia mau sadar). Kalaulah demikian, maka alangkah besarnya faedah dan hikmah yang terkandung dalam cobaan dan bala yang diberikan Allah kepada hamba-Nya.

2. Bala dan cobaan seperti sakit misalnya, apabila datang menimpa manusia berarti ia dapat melemahkan nafsu manusia, dapat menghilangkan kekuatan hawa nafsu dan dapat membatalkan sifat-sifat manusia ke dalam dosa, kedalam maksiat dan ke dalam ambisi yang kuat untuk semata-mata mengejar keinginan dunia, meskipun terlepas dari keridhaan Allah Swt.

3. Dengan datangnya cobaan dan bala kepada hamba Allah yang shalih berarti akan dapat menimbulkan taatnya kepada Allah, karena hatinya tak dapat tidak untuk
selalu bersabar kepada cobaan dan bala itu. Sebab yang mendatangkannya adalah Allah
Swt. Hatinya selalu ridha dan tawakal karena qadha dan qadar-Nya mesti berlaku, dan manusia tidak dapat menolaknya dan tidak mungkin menghindarinya. Bahkan pula dengan bala dan cobaan itu apabila kita menanggapinya dengan tanggapan yang baik, pasti akan membawa kita untuk lebih dekat kepada agama, kepada kepentingan di akhirat dan kepentingan dunia, dan pasti pula akan membawa kepada cinta bertemu dengan Allah Swt.
Nah, apabila kita sudah diisi dengan hikmah-hikmah tersebut, maka meskipun hikmah-hikmah itu menyelinap dalam hati sebesar atom, namun kebaikannya adalah lebih tinggi nilainya dari amal ibadah lahiriah, meskipun sebesar gunung. Sebab puncak dan pokok utama dari sekalian amal ibadat adalah HATI (Qalb -pen.). Apabila hati shalih, maka otomatis sekalian amal ibadat akan shalih, dan apabila tidak, maka tidak dapat dipastikan bahwa amal ibadat yang kita kerjakanpun akan shalih.

4. Hikmah Allah mendatangkan bala dan cobaan itu ialah untuk menhapus dosa-dosa kita dan kesalahan-kesalahan kita terhadap Allah Swt. Karena itulah, Nabi Isa a.s. telah berkata :

"Belum dikatakan seseorang itu mengenal (Allah), barangsiapa yang belum/tidak bergembira dengan masuknya berbagai musibah dan penyakit atas tubuhnya dan hartanya, karena dia harus mempunyai harapan agar segala kesalahannya terhapus (melalui kesabaran dan keikhlasan hatinya atas musibah atau sakitnya itu -pen.)."

Maksud perkataan Nabi Isa a.s ini ialah, apabila kita tidak senang kepada Allah dengan cobaan yang didatangkan-Nya atas kita, berarti kita belum mau kenal kepada Allah, dan berarti kita tidak mengharapkan bahwa dosa-dosa kita dan kesalahan-kesalahan kita diampunkan oleh-Nya. Tetapi apabila sebaliknya, artinya kita menerima dengan baik cobaan dan bala-Nya, dengan keyakinan bahwa yang mendatangkan bala dan cobaan itu adalah Allah, meskipun kita berikhtiar untuk menghilangkannya, tetapi juga kita berusaha untuk mendapatkan hikmah-hikmahnya, maka itulah yang lebih baik. Dan inilah maksud sabda Rasulullah Saw :

"Barangsiapa yang dikehendaki Allah Ta'ala pada orang itu suatu kebaikan, maka
Allah akan menguji orang itu dengan cobaan-Nya."

Kesimpulan :

Apabila kita didatangani cobaan atau bala dari Allah, maka tanggapilah dengan baik dan carilah hikmah-hikmahnya, karena tidak ada perbuatan Allah yang tidak mengandung hikmah. Bagi hamba-hamba Allah yang shalih, mereka akan mengambil
hikmah-hikmah yang membangun diri mereka untuk lebih dekat kepada-Nya dalam
arti luas. Tetapi apabila kita melihat negatifnya, yakni tak ada hikmah (pengetahuan)nya
pada cobaan dan bala Allah terhadap manusia, maka orang yang demikian, akalnya pendek, penglihatannya terbatas, dimana hatinya dan akalnya hanya melihat sesuatu yang sejalan dengan hawa nafsunya saja, yang sejalan dengan keinginannya dan syahwatnya.

Yang demikian ini kita berlindung kepada Allah Swt. Semoga kita dipelihara-Nya dari pada pandangan-pandangan yang begini. Sebab akibatnya bukan menambah dekat kita kepada Allah, tetapi menambah jauhnya kita dari Rahmat Allah yang Maha Besar dan Maha Agung.

Amin.

(Selesai)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar